Saturday, April 29, 2017

Mengetes Ford Focus di Krabi, Thailand

Ini pengalaman pertamaku menyetir di luar negeri (tanpa pakai SIM Internasional, hehe) dan pengalaman pertama membawa mobil dengan transmisi matik. Mobil yang bagus, sayangnya kini APM-nya sudah hengkang dari Indonesia, akibat ketatnya persaingan pasar. Berikut laporannya di majalah CARS PLUS edisi Agustus 2012. 

LEBIH GAYA DENGAN PERINTAH SUARA


CARS PLUS | AGT ‘12






Ford Focus terlahir sebagai mobil berteknologi pintar, ramah lingkungan, dan aman. Sepintar apakah All-New Focus yang dalam waktu dekat ini bakal hadir di Indonesia?

CARS bersama 19 jurnalis lainnya mendapat kehormatan menjadi 20 orang Indonesia pertama yang “mencicipi” keandalan small-medium sedan andalan Ford ini, dalam program bertajuk All-New Ford Focus International Media Drive di Thailand, pertengahan Juli lalu. PT Ford Motor Indonesia (FMI), agen pemegang merek Ford di Indonesia, mengajak CARS dan wartawan lainnya untuk merasakan ketangguhan model teranyar dari Ford Focus di Krabi, Thailand Selatan.

Sebanyak 14 unit All-New Focus varian tertinggi, terdiri dari sedan empat pintu dan hatchback lima pintu, bermesin empat silinder 2.0 liter otomatis 6 kecepatan, menyusuri rute dengan beragam kondisi, dilatarbelakangi pemandangan indah di luar kota Krabi.

Perjalanan dibagi menjadi enam etape, sejauh total 155,4 km, dimulai dari hotel tempat kami menginap, Sheraton Krabi Beach Resort. Penulis mendapat kesempatan pertama menjajal All-New Focus tipe hatchback berwarna merah menyala yang sporty.

Pada etape pertama menuju Thanbok Khoranee National Park sejauh 54,5 kilometer, performa mesin Ti-VCT GDi 2.0 yang begitu halus mulai terasa saat menyusuri jalan luar kota yang didominasi pemandangan alam yang menakjubkan.

Betapa tidak, di kanan-kiri jalan terdapat hutan tropis yang dilatarbelakangi perbukitan batu kapur khas daerah pesisir Andaman.

Teknologi Pintar

Saat rombongan memasuki perkotaan yang sama sekali tidak ramai --untuk ukuran kota-kota di Indonesia-- jalan terbentang lurus, mulus. Pengguna jalan begitu tertib, sepeda motor berjalan di jalur paling kiri, dan mobil di jalur kanannya. Sayangnya, pengendara sepeda motor di sini, tampaknya, tak wajib pakai helm sebagai pelindung kepala.

Ini saat yang tepat untuk menguji Drive Connected berupa Ford SYNC, yakni platform perangkat lunak canggih buatan Microsoft yang menghubungkan pemutar media digital dan telepon seluler yang dilengkapi Bluetooth dengan All-New Focus. Jadi, pengguna cukup melakukan itu semua lewat perintah suara, dengan jawaban berupa suara pula dari SYNC.

Misalnya, saat kita ingin mendengarkan lagu, kita tinggal mengaktifkannya lewat perintah suara. Maka komputer pun akan memilihkan dan memainkan musik yang kita inginkan yang ada pada koleksi musik pada pemutar digital (ponsel atau USB drive). Seperti “Play genre Rock”. Jika pengguna tidak ingat lagu yang sedang diperdengarkan, maka bisa bertanya “What’s this?”

Juga saat menerima pesan singkat (SMS) dari ponsel, pengemudi tak usah mengalihkan perhatiannya dari jalan yang akan dilalui, walau sejenak. SYNC dapat membacakan SMS yang masuk, bahkan menerjemahkan singkatan dan emoticon yang sering digunakan, seperti LOL (artinya, tertawa keras) dan :-) (tersenyum).

Pengguna bisa membalas pesan menggunakan 15 pesan keluar yang telah tersedia. Catatannya, semua perintah suara maupun perintah untuk pesan singkat harus disampaikan secara tegas dan jelas dalam bahasa Inggris yang dilafalkan secara fasih.

Stabil Menikung

Tiba di Thanbok Khoranee National Park, yang merupakan cagar alam tempat aliran sungai yang memasuki gua, menembus pegunungan ke Ao Luk Tai, sebelum bermuara di Laut Andaman, kami pun beristirahat sejenak. Setelah itu, etape kedua pu dimulai, yakni menuju Nop Pring SAO sejauh 42,8 kilometer.

Rute yang dilalui merupakan jalan pegunungan dengan penuh tanjakan/turunan dan kelokan, serta hutan hujan tropis yang masih alami. Ini mengingatkan penulis pada jalur Sukabumi-Palabuhanratu, Jawa Barat. Bedanya, jalan di sini jauh lebih lebar dan sepi dari kendaraan yan lalu-lalang.

Inilah saat yang tepat untuk menguji Torque Vectoring Control (TVC), berupa teknologi yang mendukung kelincahan dan kestabilan saat menikung. TVC ini berfungsi seperti limited-slip diffential untuk terus menyeimbangkan distribusi torsi antara roda depan penggerak. Saat roda kemudi ditekuk secara ekstrim sewaktu melewati tikungan tajam, kendaraan sama sekali tak mengalami gejala limbung.

Dari etape dua, kami berganti kendaraan, untuk melanjutkan perjalanan menuju Borsaen Villa sejauh 29,8 kilometer. Kali ini, penulis mencoba tipe sedan yang lebih “jinak” dibanding si sporty hatchback, namun lembut bantingan suspensinya. Adanya mode S (sport) dan teknologi SlectShift yang memungkinkan mengganti roda gigi secara manual, sangat membantu penulis untuk menaklukkan tanjakan-tanjakan curam.

Tiba di Borsaen Villa, yang merupakan resor wisata yang indah, kami langsung disuguhi makan siang dengan makanan khas Thailand, yang didominasi makanan laut, plus aneka buahnya yang terkenal.

Mampu Parkir Sendiri

Usai makan siang, kami ditantang untuk menguji teknologi pintar yang hanya dimiliki mobil-mobil yang memudahkan pengguna untuk melakukan parkir paralel. Parkir seperti ini banyak ditakuti para pemula, terutama kaum hawa, ketimbang parkir berjajar seperti biasa. Tapi ketakutan itu bisa ditepis dengan teknologi APA.

Cara kerjanya, sensor diaktifkan. Misalnya, saat akan parkir paralel di sebelah kiri, sensor sebelah kiri yang diaktifkan. Lalu mobil disejajarkan dengan mobil di depan. Setelah sensor bisa membacanya, kita tinggal memundurkan kendaraan untuk memasuki sela-sela di antara dua mobil, dengan sama sekali melepas roda kemudi (setir)!

Komputerlah yang akan memandu kemudi, sedangkan kita tinggal mengatur posisi gigi, gas dan rem saja. Hasilnya sungguh menakjubkan; mobil bisa terparkir sendiri dengan rapi. Tapi, jika kita sentuh roda kemudi, selagi sistem itu beroperasi, maka APA pun akan batal, dan kita harus meneruskannya secara manual.

Tenaga Besar, Irit Bahan Bakar

Etape selanjutnya, kami diarahkan ke Plai Phraya sejauh 52 kilometer, dan Super Highway 44 sejauh 15,1 kilometer. Pada perjalanan menjelang sore itu, kami diguyur hujan sangat deras. Namun hal itu tak menjadi rintangan dalam perjalanan kami.

Wiper pun diaktifkan untuk menyapu air hujan yang menghalangi pandangan di kaca depan. Wiper cerdas ini beroperasi sesuai dengan intensitas air hujan yang jatuh menerpa kaca. Jika hujan besar, wiper bekerja secara penuh. Namun jika hujan mulai mereda, berupa titik-titik air, wiper pun bekerja sekali-sekali.

Perjalanan etape terakhir melewati Super Highway 44 (jalan umum sekelas tol Jagorawi, dan tak berbayar), sungguh menakjubkan. Kendati pemimpin perjalanan sudah mewanti-wanti agar kami mengurangi kecepatan kendaraan, tetapi para peserta rupanya ingin menguji top speed dari mobil bermesin 2.0 liter gasoline direct injection dan twin independent variable camshaft timing, dengan output 170 PS/202 Nm itu. Mobil dipacu dengan kecepatan 140-150 kilometer/jam, bahkan ada yang mencapai 200 kilometer/jam, dengan daya cengkeram ban tetap terasa optimal.

Mengendarai All-New Focus, yang dalam waktu dekat ini masuk ke Indonesia (termasuk yang bermesin 1.6 otomatis PowerShift 6 kecepatan), sungguh pengalaman yang menyenangkan.

Meski bertransmisi otomatik, mobil ini tak identik dengan boros, sebagaimana anggapan pada umumnya. Ini dimungkinkan dengan adanya mesin empat silinder baru yang canggih, gasoline direct injection, teknologi Ti-VCT, plus transmisi otomatis PowerShift.

Menjelang maghrib, kami pun tiba selamat di hotel dengan segudang cerita menyenangkan. ***

Keterangan: Foto: Tian Arief, StephenLangitan.Com

Labels: , , ,

2 Comments:

Blogger Haryadi Yansyah said...

Kesempatan yang luar biasa mas Tian :D mupeng juga jalan-jalan di Krabi pake mobil kece kayak gitu ^_^

omnduut.com

4:22 PM  
Blogger Tian Arief said...

Alhamdulillah, Yan. Kesempatan langka. Kapan lagi bisa diundang ke LN gratis, hehe. Lain kali, aku musti usaha sendiri kalau mau ke LN. :D

12:33 PM  

Post a Comment

<< Home